Rabu, 09 April 2014

MENGADA TUK MENJADI ADA KEMUDIAN TIADA



MENGADA TUK MENJADI ADA KEMUDIAN TIADA

Mengada tuk menjadi ada kemudian tiada, sungguh suatu kesia-siaan. Lalu buat apa mencari kalau akhirnya dibuang,  buat apa ditemukan kalau akhirnya ditinggal,  buat apa dirindu kalau  akhirnya diabaikan.

Cukup meliat dari kejauhan bukankah rindu ini sungguh nikmat. Justru kedekatan sering kali membelenggu, hasrat jadi beku dan cinta yang penuh jenuh. Tak perlu ada ciuman  berpagut atau pelukan  penuh nafsu jika sekedar muntahkan orgasme jiwa. Siapkan jiwamu tuk kekasih sejati   di dalam diri.

Cukup menanti, bukankah menunggu begitu indah. Sering kali saat datang, terangnya silaukan mata benderangnya lenakan jiwa. Adakah ini lebih baik?

Tak perlu ada sedih atas gagal mengada pun tak perlu ada sesal setelah mengada kemudian tiada. Bukankah tuk segala sesuatunya ada saatnya sebagaimana alam bertutur  rapih ada  saat  ingin sendiri mungkin lain saat hajat keramaian. Semua ada saatnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar