MAAF, AKU MENJAUHIMU
Awalnya, kukagumi sepenuh kekaguman,
ketika kulihat engkau kian hari kian pintar. Dengan kepintaranmu, pohonmu kian
menjulang dengan batang kian meninggi, ranting kian memuncak dan daun-daun kian
rimbun. Dari kerendahanku aku tak bisa lagi menaiki batang dan memuncaki
rantingmu.
Sayang, kepintaranmu mengubah dirimu
menjadi pribadi yang bukan Dia kehendaki. Engkau makin tinggi hati, kian kejam.
Dengan kepintaranmu, engkau cabut benih-benih baru bertunas dan pangkas habis
daun-daun lagi bersemi.
Semestinya, daun rimbunmu berguna tuk
berteduh, batang dan ranting tuk di naiki semampu bisa dan dari ketinggian itu berharap
bisa melihat lebih luas dan lapang.
Akupun mulai menjauhimu ketika dengan
kepintaranmu meninggikan diri dan
menginjak sipandir, menguasakan diri dan memperbudak si bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar