Senin, 21 April 2014

MAAF, AKU MENJAUHIMU



MAAF, AKU MENJAUHIMU

Awalnya, kukagumi sepenuh kekaguman, ketika kulihat engkau kian hari kian pintar. Dengan kepintaranmu, pohonmu kian menjulang dengan batang kian meninggi, ranting kian memuncak dan daun-daun kian rimbun. Dari kerendahanku aku tak bisa lagi menaiki batang dan memuncaki rantingmu.

Sayang, kepintaranmu mengubah dirimu menjadi pribadi yang bukan Dia kehendaki. Engkau makin tinggi hati, kian kejam. Dengan kepintaranmu, engkau cabut benih-benih baru bertunas dan pangkas habis daun-daun lagi bersemi.

Semestinya, daun rimbunmu berguna tuk berteduh, batang dan ranting tuk di naiki semampu bisa dan dari ketinggian itu berharap bisa melihat lebih luas dan lapang.


Akupun mulai menjauhimu ketika dengan kepintaranmu meninggikan diri  dan menginjak sipandir, menguasakan diri dan memperbudak si bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar