Sabtu, 26 April 2014

TUHANKU, BUKA PENYUMBAT TELINGA HATI



TUHANKU, BUKA PENYUMBAT TELINGA HATI

Aku menangis saat hujan firman dibacakan tak mampu suburkan ladang gersangku, menyimpan airnya untuk sementara waktu, malah membiarkannya menggerus tanah suburku.

Anehnya saat puisi di bacakan dan lagu di dendangkan, telinga terbuka lebar, hati ikut menari dan bernyanyi, hati mudah larut ke alam extase.

Sering mushafku mengeluh: untuk apa aku dibawa jika tak pernah di perdengarkan dan dipahamkan. Engkau hendak menipu mereka tapi enkaulah yang tertipu sebelum engkau menipu mereka.

Aku menangis saat kuketahui  kian menjauh dari dekatNya, kian berpaling dari sampaiNya, kian mati dari hidupNya.


Tuhanku...buka penyumbat telinga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar