TUHANKU, BUKA PENYUMBAT
TELINGA HATI
Aku menangis saat hujan firman
dibacakan tak mampu suburkan ladang gersangku, menyimpan airnya untuk sementara
waktu, malah membiarkannya menggerus tanah suburku.
Anehnya saat puisi di bacakan dan lagu
di dendangkan, telinga terbuka lebar, hati ikut menari dan bernyanyi, hati
mudah larut ke alam extase.
Sering mushafku mengeluh: untuk apa
aku dibawa jika tak pernah di perdengarkan dan dipahamkan. Engkau hendak menipu
mereka tapi enkaulah yang tertipu sebelum engkau menipu mereka.
Aku menangis saat kuketahui kian menjauh dari dekatNya, kian berpaling
dari sampaiNya, kian mati dari hidupNya.
Tuhanku...buka penyumbat telinga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar