Sabtu, 26 April 2014

CARI YANG LEBIH MISKIN DARI MEREKA



CARI YANG LEBIH MISKIN DARI MEREKA

Mengenang kembali tangan-tangan dermawan, menabur benih diladang gersang tangan menengadah, menyirami dengan kerendah hatian, menjaga segenap perhatian, sayang sebelum bertunas dan berbuah angin kejam melenyapkannya. Mereka terus menjerit lapar padahal di kantong lapuk tersembunyi butiran permata.

Kata angin: Carilah yang lebih miskin dari mereka, dimana rasa malu menjadi perhiasan dan meminta adalah sebuah kehinaan.

Waktu berlalu memperjalankan jiwa-jiwa dermawan dalam tempat-tempat penuh kemegahan tapi pengisinya hanya jiwa-jiwa budak, dalam ruang-ruang kemewahan tapi pengisinya hanya jiwa-jiwa miskin.

Tak ditemukan gubug reot dengan penghuni kaya hati, tak ditemukan jiwa bersih dibalik pakaian kumal.

Jiwa dermawan terus mencari dalam sunyi mengayun dalam bisu, mencari sipenerima tapi menolak pemberian, mencari sipenerima tapi mencukupkan diri, sembari melangkah mengulang kata muhammad: apabila dia memberi apa yang tidak dipinta dan tak membuat tamak, maka ambillah karna itu adalah jatahmu, jika tidak tangguhkanlah.


Mungkinkah dia menemukannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar