Jumat, 25 April 2014

WAHAI ANGIN, BERHENTILAH MENGHANTAM OMBAKKU



WAHAI ANGIN, BERHENTILAH MENGHANTAM OMBAKKU

Laut didalam dada terus bergemuruh, tak kukenali batas kuat karangku, tak kukenali ujung sabar ombakku, aku kian terasing dengan pengenalan samarku.

Wahai angin, berhentilah menghantam ombakku...berhentilah memukul sampan-sampan dilautku...berhentilah sobekkan layar dan kemudinya...

Wahai angin, tak mungkin tak kaukenali jika sampan-sampan itu adalah penghuni kemahku dimana aku terbiasa sepiring dan seranjang bersama...mereka tak terbiasa keluar, berjalan dibawah hujan menderas dan tak terlatih melangkah bersama angin mendera.

Wahai angin, aku mudah mencair dalam sedih mereka, aku mudah larut dalam keluh mereka, jika bersabar sebentar akan ku jauhkan mereka dari kedekatanku, akan kuasingkan dari pengenalanku, akan kusempitkan dari keluasanku, akan ku batasi dari ketakberhinggaanku.


 Semoga diwaktu depan, mereka menjadi lawan terberatmu, menjadikanmu batu berserak dihantam keras godamnya dan engkau terengah dalam nafas menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar