WAHAI
ANGIN, BERHENTILAH MENGHANTAM OMBAKKU
Laut
didalam dada terus bergemuruh, tak kukenali batas kuat karangku, tak kukenali
ujung sabar ombakku, aku kian terasing dengan pengenalan samarku.
Wahai
angin, berhentilah menghantam ombakku...berhentilah memukul sampan-sampan
dilautku...berhentilah sobekkan layar dan kemudinya...
Wahai
angin, tak mungkin tak kaukenali jika sampan-sampan itu adalah penghuni kemahku
dimana aku terbiasa sepiring dan seranjang bersama...mereka tak terbiasa keluar,
berjalan dibawah hujan menderas dan tak terlatih melangkah bersama angin
mendera.
Wahai
angin, aku mudah mencair dalam sedih mereka, aku mudah larut dalam keluh
mereka, jika bersabar sebentar akan ku jauhkan mereka dari kedekatanku, akan
kuasingkan dari pengenalanku, akan kusempitkan dari keluasanku, akan ku batasi
dari ketakberhinggaanku.
Semoga diwaktu depan, mereka menjadi lawan
terberatmu, menjadikanmu batu berserak dihantam keras godamnya dan engkau
terengah dalam nafas menyerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar