HATIKU
KIAN ASING DENGAN MULUTKU
Hatiku
kian asing dengan mulutku, bunga-bunga wangi semerbaknya tak lagi harumkan
wajah hidupku, bunga- bunga indahnya tak lagi mempesona yang melihat. Kata-kataku
serupa sampah berbau busuk dan terlihat menjijikan.
Hatiku
kian asing dengan mulutku, apa yang telah kusembunyikan rapi malah diungkap dan
apa yang ingin disingkap malah dirahasiakan. Misteri apa yang ingin
disembunyikan dan kenyataan apa yang ingin diingkari duhai mulutku?
Dan
kini mulutku mendebat hatiku bahkan menghujatnya: akulah terdepan yang paling
pahami antara idelisme dan kenyataan, akulah mula paling mengerti keberanian
dan ketakutan dan akulah paling awal mengetahui kecintaan dan kebencian.
Hatiku
kian asing dengan mulutku, mungkin juga telingaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar