Rabu, 09 April 2014

KISAH ISTANA RERUNTUHAN



KISAH ISTANA RERUNTUHAN

Aku melihat dengan mataku, istana yang terbangun susah payah itu harus runtuh oleh pondasi yang rapuh.

Entah mengapa batu-batu mudah pecah oleh pikiran dangkal dan prasangka jahat. Semen penguatpun tak lagi mencengkram karena hubungan tak dilandasi kerinduan saat berjarak, andaipun ada kerinduan bukan berdasar pada kecintaan.

Kukatakan padanya: Jangan diam mematung tapi katakan dengan lebih revolusioner.

Katamu: Sudah...Penjelasan terangpun tak bisa silaukan mata 
terpejam, lalu buat apa bertutur? Nilai-nilai yang ku perjuangkan tinggi sepanjang hidup di anggap sampah terbuang, lebih baik ku mundur sekarang.


Aku melihat engkau berdiri diistana reruntuhanmu sekarang. Kulihat engkau tersenyum pertanda kemenanganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar