ANGGAP TEMPAT INI
SEBAGAI TEMPAT MERENDAHMU
Aku telah berjalan jauh menujumu,
terkadang terengah berlari melewati jalan setapak dengan lentera kecilku. Terselip
resah kapan tujuan mendekat hakekat tersingkap.
Kata teman sesama penujunya: Engkau
telah berjalan bahkan berlari cepat tapi engkau masih ditempat, terlihat padat
tapi tidak kemana bukan karna engkau serupa kura-kura tapi matamu terlalu sibuk
melihat masalah lupa menghadap tujuan.
Kataku:Aku penakut baru mendengar
deru angin sudah meredup nyala hasratku. Akupun peragu setetes kesedihan sudah
mampu teriak pertanyakan kasih dan keadilannya.
Katamu: Apa yang engkau takutkan jika
Dia tak pernah tinggalkanmu walau sejengkal? Apa yang engkau ragukan jika semua
sedang berjalan menuju rencana indahNya? Lepaskan bebanmu yang berat,
istirahatlah karna musuh ganas merintang. Sesekali menghela nafas sejenak
menikmati kemanisan yang telah terkecap.
Kudengar nasehatnya, aku istirah
melepas penat ditemani angin semilir sembari bermimpi tempat tinggi tujuanku telah
mendekat. Kudengar cerecau burung mulai berlagu: Duduk dan rendahkan hatimu. Ketinggian hanya bisa diperoleh ketika
bersedia duduk di posisi rendah. Anggap pemberhentian ini sebagai tempat
merendahmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar