BARANG
KALI INILAH SAAT TERAKHIRKU
Barangkali inilah saatku terakhir betapa rahasia umur terletak dijarinya betapa perjalanan takdir menjadi rahasia kehendaknya dan diri hanya bisa menarikan sepenuh hati dengan kepala tertunduk
sungguh betapa naif ketika sadari diri tak membawa bekal apapun dan dianggap bekal hanya jiwa yang kosong dan berharap dia akan penuhi bilik jiwa dengan cinta yang penuh dan ma`rifat yang melimpah tumpah
duhai betapa hari-hari dijalani dengan membuang cinta yang lain damba yang lain demi gapai cinta yang sakral meski
sering kali itu hanya tercipta disudut khayal belaka jarang terjadi diwajah nyataku... maka kuisi sisa perjalananku dengan harapan yang terus terbangun megah walau dari reruntuhan terbuang
barang kali inilah saatku terakhir, sering
kubertanya pada cermin bening pada jernihnya hati sudah siapkah jiwa saat sang pemilik jiwa memanggil?
Sebuah tanya yang tak pernah bisa terjawab kerap kali gelombang resah hempaskan jiwa badai dan angin keras sering robekan layar iman hingga sampan hidup terlihat goyah dan karnanya aku merasa kalah. Kerap kali juga merasa sampanku terlampau kecil hingga tak mampu tampung beban hidup yang besar
Angin
semilir berbisik lembut hanya cinta yang pelukmu makin erat itulah
bekal terbaikmu hanya cinta yang telah ciumi bibir
lembutmu memusnahkanmu makin dalam pada keabadiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar